We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Empat bayi Kembar Kesayangan Ayah Misterius

Bab 117
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 117 

Kakek yang tiba–tiba menepuk meja membuat Alfa yang baru mengigit rotinya langsung

tersedak. 

Dia bersusah payah menelannya, lalu menjawab: “Kakek, bagaimanapun Samara terluka

karena menyelamatkan Olivia, jadi tidak ada salahnya kalau kakak merawatnya.” 

“Memang benar wanita itu menyelamatkan Olivia.” Kakek mengerutkan keningnya, tapi

tatapannya tersirat ketidak puasan : “Apa para dokter dan perawat dirumah sakit sudah

menjadi hiasan? Sampai harus kakakmu, Tuan Muda dari keluarga Costan yang

merawatnya sendiri? 

Kalau menurutku, wanita ini hanya ingin memanfaatkan alasan menyelamatkan Olivia

untuk membuat Asta berjanji padanya....” 

Meskipun Alfa tidak banyak bertemu dengan Samara tapi dia merasa Samara bukan

seperti apa yang kakek katakan. 

“Kakek, saya rasa kakek sedikit salah paham pada Samara...” Alfa memiringkan kepalanya

dan menjelaskan : “Sekarang bukan Samara lah yang menganggu kakak dan memintanya

untuk merawatnya, melainkan kakak sendiri yang khawatir dan bersikeras untuk menetap

dirumah sakit untuk menjaganya.” 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Dengan kepribadian kakaknya, Asta yang dingin dan arogan itu... 

Kalau bukan dia yang memilih menetap disana atas kemauannya sendiri, siapa yang bisa

memaksanya? 

Sayangnya, Kakek bahkan tidak bisa memikirkan alasan yang sesederhana ini. 

Wajah Kakek menekuk kebawah, alisnya penuh kekhidmatan. “Alfa, sekarang kamu juga

membantu Samara wanita itu berbicara?” 

Samantha sudah memberitahunya sejak awal kalau Samara ini memiliki trik yang tidak

biasa, sekarang bahkan cucu keduanya Alfa juga sedang membantunya menjelaskan. 

Ini membuat Kakek merasa kalau dia memang bukan wanita biasa, dan kalau dia sampai

mendekatkan diri pada Keluarga Costan lagi, maka pasti akan membawa bencana di masa

depan. 

“Kakek...” 

“Apa dia menuangkan kalian semua sup ekstasi?” Kakek berkata dengan marah, “Baru

berusia semuda itu sudah memiliki banyak akal bulus, Samara ini pasti bukan orang

baik!” 

Pada saat itu, suara yang nyaring terdengar, 

“Kakek buyu!! Saya tidak mengizinkanmu mengatai Samara seperti itu!” 

NIU M 

Kakek dan Alfa menoleh, lalu menemukan Oliver dan Olivia yang sedang turun tangga. 

n mal 

Tatapan mata Oliver terlihat marah, seperti seekor binatang kecil yang sedang cemberut :

“Kakek buyut, kamu tidak tahu sebaik apa Samara, kenapa kamu mengatainya seperti itu?

Apa kamu 

tahu, selain Olivia, dia adalah wanita terpenting dalam hidupku!” 

Olivia juga tidak jauh berbeda dengan kakaknya, sepasang mata besarnya yang berair

menjadi merah karena menahan kemarahannya. 

“Kamu... kamu...tidak...” Dia juga ingin berkata lebih banyak pada kakeknya, namun dia

sangat sulit mengutarakannya, jadi pada akhirnya dia hanya bisa berkata dengan marah :

“Saya...saya... benci...kamu....” 

Kakek boleh mengabaikan pendapat Alfa. 

Tapi melihat dua pasang mata cicitnya yang menatapnya dengan kecewa, dia merasa

hatinya yang sudah berusia hampir 80 tahun itu akan segera hancur. 

“Olivia, Oliver...” 

Oliver mengernyitkan keningnya lebih erat lagi : “Kakek buyut, saya sudah kenyang

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

karena kesal, tidak bisa makan lagi.” 

Air mata Olivia tergenang di pelupuk matanya dan ikut berkata : “Saya...saya...juga...” 

Setelah selesai berkata, kedua bocah itu benar–benar tidak makan sarapan, dan langsung

kembali ke lantai dua tanpa melihat Kakek buyutnya lagi. 

Dibandingkan dengan Kakek yang hatinya sudah remuk itu, Alfa malah tidak lupa mengigit

rotinya, 

Ck ck ck! 

Sikap Tuan Kecil dan Nona kecilnya....terhadap Samara, dia sebagai paman mereka sudah

tahu paling jelas. 

Jangankan membandingkan Kakek buyut dengan Samara, bahkan kalau kedua bocah ini

lebih memilih Samara dibandingkan dengan ayah kandung mereka sendiri, Asta, dia juga

tidak akan heran. 

“Makan, makan, Alla, kamu hanya tahu makan ya...” Kakek menghancurkan kacang

kenarinya dengan membenturkannya pada kepala Alfa : “Memakimu otak udang itu

benar–benar penghinaan terhadap udang! Oliver dan Olivia sudah seperti ini kamu masih

punya selera untuk makan?” 

“Kakek, itu adalah tindakan mereka yang normal!” 

“Normal? Ini dinamakan normal?” Kakek membelalak : “Lalu bagaimana Oliver dan Olivia

memperlakukan Samantha….”