We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 667
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 667

Ekspresi Devi langsung berubah ketika mendengar akan ada pertarungan. 

Dia bergegas menghampiri Frans dan berkata dengan cemas, “Paman Frans, Reva hanya datang denganku sama

sekali tidak membawa anak buah.” 

“Kalau mau bertarung nanti kau harus mengirim beberapa orang untuk membantunya!”

Frans menatap Devi.

Kalau masalah lain atau kalau Reva ini benar–benar pantas untuk Devi, dia benar–benar tidak akan merasa

keberatan untuk membantu Reva. 

Namun, Reva yang sudah berkeluarga malah tetap mendekati Devi. Frans sudah merasa sangat jijik dengannya. 

Dalam situasi seperti itu, bagaiman mungkin Frans mau membantunya? 

“Devi, jangan konyol.” 

“Aku adalah pemilik tempat ini, jadi bagaimana mungkin aku sendiri yang bertanding?” 

“Kau katakan kepadanya, kalau dia tidak ingin bertarung, tidak perlu naik ke atas ring!” 

Devi langsung panik, “Kalau dia tidak naik ke atas ring, maka dia tidak akan bisa mendapatkan tungku pil ini?” 

Frans berkata dengan perlahan, “Kalau tidak punya kemampuan berarti dia tidak cukup berkualifikasi untuk

mendapatkan tungku ini!” 

“Selama ini Gnome selalu memiliki peraturannya sendiri!” 

Devi merasa tidak berdaya. 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Pada saat ini, seorang pria dengan postur tubuh pendek yang ada di sebelah Bernard melangkah naik ke atas ring 

Dia melirik Reva dan mendengus dingin, “Eh bocah, menurutku kau benar–benar menjengkelkan, jadi mari kita

mulai dengan kau dulu.” 

“Kau panggil orangmu naik ke atas sini. Kalau dalam tiga menit aku tidak bisa mengalahkannya maka kau akan

dianggap menang, bagaimana?” 

Begitu Jacky melihat pria itu, ckspresi wajahnya langsung berubah, “Ya Tuhan, kenapa Angga Limas ada di sini?” 

“Dia adalah pengawal yang berada di samping kepala keluarga dan kekuatannya menakutkan. Katanya dia pernah

mengalahkan selusin orang sendirian dan dia sama sekali tidak terluka!” 

“Sepertinya Bernard benar-benar sangat ingin mendapatkan benda jib ini!” 

Ekspresi George tampak muram, dia sudah pernah bertemu dengan Angga sebelumnya.

Bisa dikatakan dia adalah teman gurunya,

Selain itu gurunya juga sangat menghormati Angga dan sering memberitahu mereka bahwa sekalipun seluruh tim

dari tackwondo mercki digabungkan bersama, mereka juga masih bukan lawannya Angga 

Saat ada orang yang begitu kuat dan menakutkan muncul di atas panggung, semua keinginannya yang hendak

tampil di panggung tadi langsung hilang dari benaknya. 

Pada saat yang sama, dia juga tampak sedikit bersemangat. Dia ingin tahu bagaimana menakutkannya kalau

Angga sendiri yang turun tangan. 

Semua orang menatap Reva. Tetapi dengan perlahan Reva menggelengkan kepalanya: “Aku tidak ingin

melawanmu.” 

Angga mendengus dingin, “Kau tidak mau atau tidak berani?” 

“Anak muda, kau cukup pintar juga ternyata!” 

“Baiklah, asalkan kau mau mengaku kalah dan meminta maaf kepada Bernard, maka aku tidak akan

mempersoalkan masalah ini!” 

Reva tetap menggelengkan kepalanya. “Mengaku kalah, itu tidak mungkin.” 

“Apalagi meminta maaf. Itu lebih tidak mungkin lagi!” 

“Aku pasti akan mendapatkan benda ini!” 

Ekspresi Angga langsung berubah. Dengan marah dia berkata, “Hei bocah, apa kau sedang bercanda?” 

“Sudah tidak berani bertarung pun kau masih ingin mendapatkan benda ini?” 

“Atas dasar apa?” 

“Asalkan hari ini orang – orangmu bisa mengalahkan aku maka aku akan memberikan benda ini kepadamu secara

gratis!” 

Dengan lembut Reva berkata, “Aku sarankan agar kau tidak berebut denganku.” 

“Menghadapi seorang musuh itu seperti api yang sedang membakar tubuh seseorang, memukul dengan keras dan

bisa masuk tanpa ada halangan.” 

“Tinju bayangan mendominasi, harus hati–hati!” 

“Orang lain harus berhati – hati tetapi kau sendiri juga harus berhati–hati terhadap orang lain!” 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Beberapa ucapan itu terdengar seperti peur bagi Angga Dia langsung tertegun di tempatnya.

Sambil melebarkan matanya, dia menatap keva dengan tak percaya.

Ungkapan yang Reva katakan barusan, “Menghadapi seorang musuh itu seperti api yang sedang membakar tubuh

seseorang, memukul dengan keras dan bisa masuk tanpa ada halangan” berasal dari buku manual tinju

bayangannya. 

Dua kalimat terakhirnya adalah peringatan yang dikatakan gurunya kepadanya ketika dia hendak pergi dari kelas

perguruannya. 

Tinju bayangan ini memang sangat ganas dan mendominasi, ketika dia mengeluarkan jurus itu, dia akan bertarung

habis–habisan dan sama sckali tidak mungkin untuk berhenti. 

Oleh karena itu tinju bayangan ini bisa membunuh orang. 

Tetapi justru karena tidak ada halangan untuk memukul sehingga tidak ada jalan untuk berkelit juga. Kalau dipukul

sampai mati itu adalah hal yang biasa. 

Beberapa ucapan Reva itu langsung berkata ke intinya yang tentu saja membuatnya sangat terkejut. 

Dia menarik nafas dalam – dalam lalu dengan serius berkata, “Saudara, kau juga mengerti tentang tinju

bayangan?” 

Reva yang mendapatkan ilmu warisan dari liontin batu giok itu tentu saja mengetahui semua seni bela diri yang ada

di dunia ini. 

Apa artinya tinju bayangan seperti itu? 

Reva: “Hanya tahu sedikit!” 

Angga mengerutkan keningnya kemudian merenung untuk waktu yang lama lalu berkata dengan serius,

“Saudaraku, apa kau bisa naik ke atas ring? Aku hanya akan menggunakan satu jurus untuk meninju.” 

“Kalau kau bisa menghindarinya, maka aku akan menganggap kau telah menang dalam pertandingan ini,

bagaimana?”