We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 771
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 771 

Keesokan harinya, Reva dan Nara sedang sarapan ketika Vivi bergegas masuk dari luar dengan marah. 

“Reva, apa kau sakit?” 

“Teman–temanku itu baru pertama kali datang kesini dan kau sudah membuat mereka muntah darah hingga harus

dirawat di rumah sakit.” 

“Apa kau tahu bahwa gara–gara kau sekarang aku merasa sangat malu di depan semua teman – temanku itu

sekarang!TM 

Vivi menggebrak meja dan meraung. 

Nara meliriknya: “Apa kau masih tahu malu?” 

“Mereka itu temanmu bukan temanku. Pertama kali datang ke rumahku saja sudah ingin membuatku mabuk.

Kenapa kau tidak tanya apa aku masih harus menjaga martabatku?” 

“Mereka bertiga masing–masing menyombongkan diri untuk minum anggur, tetapi tidak ada satupun dari mereka

yang bisa mengalahkan suamiku. Dan sekarang kau masih berani beraninya berteriak dan merusuh di sini?” 

Vivi sangat marah: “Nara, apa yang kau katakan?” 

“Teman–temanku ingin minum denganmu, itu karena mereka menghargaimu….” 

Nara langsung berkata, “Suamiku minum bersama mereka juga itu karena dia menghargai mereka!” 

Vivi sangat marah: “Kentut!” 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Memangnya kau kira siapa suamimu. Apa bisa dia dibandingkan dengan teman–temanku?” 

– 

“Dia hanya menantu sampah. Sedangkan teman temanku semuanya kaya dan sangat hebat.” 

“Menantu sampah tak berguna seperti dirinya punya hak apa untuk minum bersama dengan teman temanku!” 

Reva bahkan malas untuk menatapnya. Dengan perlahan Nara berkata, “Maaf, nama suamiku masih tercantuk di

atas akta kepemilikan properti ini.” 

“Kalau kau merasa bahwa dengan tinggal di sini berarti menghinamu maka kau bisa pindah dan aku tidak akan

mau repot repot untuk menghentikanmu!” 

– 

Vivi langsung tertegun. 

Dia sangat suka tinggal di sini. Justru karena tinggal di sini makanya dia bisa bertemu dengan begitu banyak orang

dengan cepat. 

Sekarang orang–orang di luar sana banyak yang menyanjung dan menjilatnya karena dia mengatakan bahwa

semua ini adalah miliknya. 

Vivi sangat suka sekali dengan perasaan mulia seperti ini sekarang! 

Kalau dia benar–benar di usir dari sini lantas bagaimana dia bisa memamerkan kekayaannya lagi di 

kemudian hari? 

Setelah tertegun untuk beberapa saat lalu dengan marah Vivi berkata, “Nara, apa kau ingin mengusirku

sekarang?” 

Nara: “Kau sendiri yang merasa bahwa tinggal disini itu berarti menghinamu.” 

“Kalau kau merasa terhina lebih baik pergi saja dan aku tidak akan pernah mencegahmu!” 

Vivi meraung: “Kau jangan banyak bacoll” 

“Aku hanya ingin tanya, apa kau ingin mengusirku?” 

Nara juga kesal dan dia langsung berkata: “Ya, aku memang ingin mengusirmu. Kenapa memangnya?” 

Ekspresi Vivi langsung berubah. Dia panik. 

Tadinya dia mengira bahwa Nara tidak akan berani mengatakan hal seperti itu jadi dia sengaja mendesak Nara

dengan bertanya seperti itu. 

Tak disangka, Nara benar–benar berani mengatakannya dan dia langsung terperangah. 

Dia benar–benar tidak ingin pergi dari rumah yang sangat mewah ini! 

Setelah terjadi keheningan yang cukup lama akhirnya Vivi menangis: “Kau jahat! Kau menggerakku! Aku akan

memberitahu tante kedual” 

Nara mendengus dingin. “Tidak perlu berlagak lagi.” 

“Mamaku sedang tidak di rumah. Dia sudah keluar untuk melakukan sesuatu.” 

Vivi jadi bingung. Tadinya dia ingin mencari Alina untuk mendukungnya. 

Namun sekarang Alina sedang tidak berada di rumah. Tidak ada seorang pun di rumah ini yang bisa melihatnya

sekarang. 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Sambil menggerakkan giginya, dia menatap Nara sejenak. Tiba–tiba Vivi berkata, “Sudahlah, lupakan saja. Aku

tidak ingin berurusan denganmu.” 

“Aku mau pergi mandi.” 

“Semalam aku sudah merawat mereka di rumah sakit semalaman. Sekarang aku mau tidur dengan nyenyak!” 

Setelah mengatakan itu lalu dia mengabaikan Nara dan Reva. Kemudian berlari ke atas seolah–olah sedang

melarikan diri. 

Nara terdiam. 

Kali ini dia benar–benar sudah merasa muak. 

Apa yang terjadi semalam benar–benar telah membuat kesabarannya habis. 

Kau dapat mengajak orang ke sini untuk bermain tetapi kau tidak boleh bersikap tidak sopan.Datang – datang

langsung ingin membuat aku mabuk dan masih ingin melecehkan aku. Siapapun yang berada di posisiku juga tidak

akan bisa menerimanya! 

Hari ini Nara juga mengeraskan hatinya dan mencoba untuk mengusir Vivi. 

Tak disangka ternyata si Vivi ini sangat tidak tahu malu. 

Nara yang sudah berkata sampai seperti itu pun dia masih tidak mau pergi. 

Dengan enggan Nara dan Reva saling bertatapan. Dikhawatirkan, keluarga ini akan menghadapi banyak masalah

yang memusingkan kepala mereka di kemudian hari. 

Namun, ini baru permulaan. 

Keduanya baru saja selesai sarapan ketika Jay tiba–tiba masuk dengan penuh semangat. “Kak, pinjamkan mobilmu

untuk aku kemudikan!”