We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 817
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 817

Anya mendengarkan sebentar kemudian langsung mengibaskan tangannya dengan cepat, “Sudahlah, kau tak perlu

mengatakan apa-apa lagi.”

“Karena tuan Lee sudah datang kesini secara pribadi, aku pasti akan menandatangani proyek ini.”

“Namun, harganya akan dikurangi 20% dari harga yang kau berikan!”

Spencer tertegun sejenak. Baru saja dia hendak berbicara ketika Anya sudah berbicara lagi.

“Kau tidak perlu mengatakan lebih banyak lagi.”

“Harga yang kau berikan ini jelas bukan harga yang diberikan Lucy kepadamu.”

“Secara pribadi kau telah menaikkan harganya setidaknya ada sekitar 30%. Kau ingin mendapatkan kredit, kan?”

“Aku akan memotong 20% sekarang jadi kau masih mendapatkan keuntungan 10%.”

Dengan begitu, kau bisa mempertanggungjawabkannya terhadap perusahaan dan juga Lucy.”

Air muka Spencer langsung memucat.

Persis seperti yang dikatakan Anya, dia memang telah menambahkan 30% dari harga yang telah diberikan. oleh

Lucy.

Dia merasa bahwa Reva memiliki hubungan yang baik dengan Anya jadi dia ingin mendapatkan keuntungan. lebih

banyak darinya. Inilah yang dinamakan dengan menggunakan nama persahabatan untuk mendapatkan

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

keuntungan.

Namun di luar dugaannya, Anya bisa melihat semuanya dengan jelas.

Harus diketahui, harga ini adalah rahasia dalam perdagangan dan Lucy baru saja memberitahu harga spesifiknya

hari ini.

Sebelum ini, Lucy pasti tidak akan memberitahu siapapun, kalau tidak, hal itu akan membuat PT Peaceful berada di

posisi yang pasif.

Tetapi Anya malah bisa langsung menebak harganya dengan begitu lepat?

Spencer sangat terkejut. Tiba-tiba dia merasa bahwa Anya yang bisa berada di posisi dan status ini sekarang

benar–benar tidak mendapatkannya dengan mengandalkan kecantikannya.

Kemampuannya tidak kalah dengan pria manapun!

Kali ini, Spencer tidak berani mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya bisa mengangguk angguk: “Terima kasih,

direktur Anya. Terima kasih, direktur Anya!”

Anya mengibaskan tangannya dan sama sekali tidak mempedulikannya.

Sekretaris Anya menyusun surat kontraknya setelah itu kedua belah pihak menandatangani perjanjian itu.

Sekarang proyek ini bisa dianggap telah mencapai kesepakatan.

Spencer tampak gemetaran karena merasa sangat gembira saat memegang kontrak itu.

Begitu proyek Ini berhasil dinegosiasikan, dia akan bisa menjadi CEO dari cabang PT Peaceful yang ada di Jakarta.

Sementara Lucy, dia akan menjadi CEO untuk wilayah Asia dari PT Peaceful.

Yang berarti nantinya Spencer adalah satu-satunya orang yang memimpin perusahaan di Jakarta.

Dia telah memimpikan posisi ini sejak dulu!

“Direktur Anya, terima kasih telah memberikan aku kesempatan ini.”

“Demi untuk menyatakan rasa terima kasih–ku, aku ingin mentraktirmu makan. Aku tidak tahu apa kau punya

waktu…”

Ujar Spencer sambil tersenyum.

Sambil berkata, Anya hanya mengibaskan tangannya dan bahkan sama sekali tidak menatapnya. “Tidak perlu

makan.”

“Kalian keluar dulu. Aku masih ada hal yang harus dibicarakan dengan tuan Lee.”

Spencer dan Jayden tertegun..

Mereka berdua mau membicarakan apalagi?

Reva merasa sedikit canggung: “Direktur Anya, ada… ada apa?”

Anya tersenyum: “Apa kau sudah lupa dengan rahasia di antara kita?”

Reva teringat dengan sesuatu. Mungkin itu adalah urusan putrinya.

Tetapi masalahnya, cara Spencer dan Jayden menatap Reva langsung berubah.

Ada rahasia apa diantara mereka berdua?Apa mereka berdua benar–benar berselingkuh?

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Spencer benar–benar bingung sementara Jayden menatapnya dengan penuh rasa benci dan cemburu. Kemudian

keduanya diantar keluar dari kantor oleh sekretaris Anya.

Setelah Reva memperhatikan keduanya pergi lalu dengan tak berdaya dia berkata, “Direktur Anya, bisa tidak kalau

lain kali kau tidak bersikap ambigu saat berbicara?”

“Aku tidak tahu apa yang akan dipikirkan oleh kedua orang yang barusan keluar itu!”

Anya tersenyum: “Untuk apa kau mempedulikan apa yang mereka pikirkan?”

“Aku saja tidak keberatan, memangnya kau keberatan?”

Reva terdiam.

Anya mendekati Reva lalu sambil tersenyum dia berkata, “Kenapa, apa kau khawatir Nara akan marah?”

“Apa kau takut dia tidak mau dengan kau lagi?”

“Tenang saja, kalau dia benar–benar tidak mau, aku mau koqi”

Setelah selesai berbicara lalu Anya tertawa terbahak–bahak sendiri.

Reva terdiam: “Sudahlah, ayo serius.”

“Bagaimana keadaannya sekarang?”

Beberapa waktu lalu, Reva datang untuk melakukan transplantasi jantung.

Reva juga sudah memperhatikannya untuk beberapa saat dan seharusnya semuanya sudah kembali normal.

Anya berkata, “Kondisi putriku baik–baik saja.”

“Tetapi, se.. sesuatu terjadi pada sahabatku.”