We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 835
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 835

Reva tersenyum: “Tenang saja.”

“Ini bukan masalah besar.”

“Direktur Anya mungkin hanya mencoba menakut-nakutinya saja.”

“Ayo kita temui direktur Anya, setelah itu semuanya pasti akan baik – baik saja.”

Nara mengangguk. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Anya.

Kebetulan mereka belum makan malam, jadi dia mengajak Anya untuk makan malam bersama.

Anya langsung setuju.

Setengah jam kemudian, mereka bertiga duduk di ruangan VIP Spoon & Stable.

Anya memperhatikan segala sesuatu yang ada di ruang VIP dan tak bisa menahan tawanya: “Aku pernah

mendengar tentang ruangan VIP di Spoon & Stable ini namun aku sama sekali belum pernah masuk ke Puangan

ini.”

“Tak kusangka kali ini aku bisa masuk dan duduk di ruangan ini dengan mengandalkan namamu.”

“Aihh, si bos Mont ini memang pandai berbisnis tetapi dia terlalu kolot.”

“Hanya member dengan level tertinggi saja yang bisa masuk ke ruangan VIP ini sedangkan kartu VVIPnya hanya

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

ada tiga, kan? Kalau begitu, bukankah hampir setiap harinya ruangan ini kosong?”

Nara tersenyum dengan ringan: “Direktur Anya, cara kau memandang sesuatu hal benar-benar berbeda dengan

orang biasa.”

Anya tertawa: “Nara, kau jangan panggil aku direktur Anya, panggil saja aku dengan kak Anya.”

“Sebenarnya, kau juga baru saja menjadi CEO sehingga kau belum terlalu sensitif dalam hal berbisnis.”

“Nanti setelah dua tahun kemudian, kau juga akan menjadi seperti aku.”

Nara tersenyum: “Kalau begitu aku harus belajar lebih banyak lagi dari kak Anya!”

Mereka makan dengan tenang. Reva dan Anya tidak membahas masalah Jayden, Anya juga tidak mengatakannya.

Hingga setelah selesai makan malam, sambil tersenyum ringan, Anya berkata, “Si Jayden itu, aku akan meminta

seseorang untuk membebaskannya.”

“Namun, jangan lupa ingatkan dia, bahwa kemanapun aku pergi di kemudian hari, aku tidak ingin melihatnya lagi.”

“Kalau tidak, lain kali saat bertemu lagi aku tidak akan sungkan kepadanya.”

“Beberapa pengawal aku paling suka mematahkan tangan dan kaki orang.”

Nara tersenyum dan mengangguk, “Sudah semestinya!”

Anya melirik Reva lagi dan berkata, “Kontrak kerjasama dengan PT Peaceful dapat terus dilanjutkan.”

“Tetapi, harganya akan dikurangi 10% !”

Sebelumnya Anya sudah pernah mengatakan bahwa harga yang diberikan oleh Spencer sebenarnya telah

dinaikkan 30%.

Pada saat, demi Reva dia mengurangi harganya hingga sebanyak 20% sehingga Spencer masih bisa mendapatkan

keuntungan 10% dari selisih harganya.

Namun, sekarang dia hendak mengurangi 10% dari harga yang telah diputuskan sehingga itu berarti Spencer tidak

mendapatkan keuntungan apa-apa.

Dan ini juga adalah harga yang harus dibayar olehnya karena putranya telah menggoda Anya!

Reva dan Nara pulang dengan membawa hasil pembicaraan mereka dengan Anya kepada keluarga mereka.

Setelah Spencer mendengarnya, dengan terburu-buru dia berkata, “Te…. tetapi harganya kan sudah diputuskan.

Mengapa dia malah masih ingin mengurangi 10% lagi?”

“Reva, kau…. kau tidak memohon kepada direktur Anya?”

Nara memelototinya, “Kenapa bukan kau sendiri saja yang memohon kepadanya?”

“Paman ketiga, putramu telah menggoda kak Anya sehingga membuatnya marah. Dan ini adalah akibat yang

disebabkan oleh ulahnya sendiri.”

“Dengan hanya mengurangi 10% saja itu telah menunjukkan bahwa kak Anya telah menjaga maitabatmu.”

“Kalau aku berada di posisinya, aku tidak akan mau bekerjasama denganmu!”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Spencer masih ingin berbicara tetapi Nara langsung mengibaskan tangannya. “Sudahlah, kemampuan kami

terbatas dan kami hanya bisa berbicara sampai titik ini.”

“Paman ketiga, kalau kau masih merasa tidak puas, aku dapat menelepon kak Anya sekarang dan

memberitahukan kepadanya untuk membatalkan hasil pembicaraan hari ini. Besok kau bicarakan sendiri saja

dengannya, bagaimana?”

Spencer mengangakan mulutnya lebar – lebar namun pada akhirnya dia juga tidak berani mengatakan apa – apa

lagi.

Dia tahu dengan jelas bahwa dia tidak punya kualifikasi untuk berbicara secara langsung dengan Anya.

Dengan tak berdaya dia menghela nafas dan matanya dipenuhi dengan emosi.

Kalau mengikuti harga awal yang telah diputuskan itu seharusnya dia bisa mendapatkan banyak keuntungan dan

cukup bagi mereka untuk membeli mobil dan rumah di kota Carson.

Ditambah lagi, dia juga bisa menjadi CEO PT Peaceful yang bercabang di Jakarta.

Namun karena ulah putranya ini, uang yang seharusnya menjadi keuntungannya langsung lenyap begitu saja. Dan

yang paling penting adalah posisinya sebagai CEO juga mungkin tidak akan diperolehnya!

Sekarang, Spencer menjadi sangat benci dengan Jayden.

Dia menggebrak meja dengan marah: “Pergi dan jemput si bajingan cilik itu!”