We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 958
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Menantu Dewa Obat

Bab 958

Setelah Leo memperkenalkan mereka lalu dia membuka jalan di tengah semua orang yang sedang berkumpul

untuk mengekspos Reva dan Nara yang sedang duduk di balik kerumunan orang banyak itu.

Hiro dan Hana menyapa semua orang dengan senyum bangga di wajah mereka.

Namun saat mereka melihat Reva dan Nara, senyum di wajah mereka langsung memudar.

Leo tidak melihat perubahan ekspresi pada mereka berdua. Dia masih saja tersenyum dan berkata, “Tuan Hiro,

nona Shu, mereka berdua juga berasal dari keluarga Shu kalian.”

“Nah, yang itu katanya dia adalah menantu benalu di keluarga Shu kalian.”

“Tuan Hiro, apa kau pernah melihat mereka?”

Raut wajah Hiro membekuk dan dia tak bisa mengatakan apa – apa.

Leo agak terkejut. “Tuan Hiro? Tuan Hiro?”

“Tidak kenal yah?”

Lenny langsung mencebikkan bibirnya, “Suamiku, apa masih perlu ditanyakan?”

“Orang yang begitu bermartabat seperti tuan Hiro bagaimana mungkin bisa mengenal mereka?”

“Tuan Hiro, nona Shu, ayo, sini, sini, silahkan duduk di dalam!”

Hiro dan Hana masih tetap membeku dan sama sekali tidak bergerak.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Leo tertegun, “Tuan Hiro, nona Shu, kalian kenapa?”

Pada saat ini, tiba – tiba Reva tersenyum, “Tuan Hiro, nona Shu, silahkan duduk!”

Dan sekarang Hiro dan Hana baru tersadar kembali dan ekspresi mereka tampak canggung. Mereka melangkah

untuk duduk di meja dengan menahan rasa malu.

Melihat hal ini membuat Leo agak terkejut tetapi dia juga tidak terlalu memikirkannya.

Lalu dia duduk di meja kemudian sambil tersenyum berkata, “Tuan Hiro, pak Ferry ini adalah investor Wall Street

itu.”

“Barusan kau bilang kau masih punya sejumlah uang. Pak Ferry juga sangat berpengalaman di bidang ini.

Bagaimana kalau kalian berdua mengobrol dulu?”

Ferry juga ikut menghampiri lalu sambil tersenyum dia berkata, “Tuan Hiro, berapa banyak uang yang anda

punya?“.

Ekspresi Hiro tampak sangat muram. Dia mana berani mengatakan bahwa dirinya memiliki sejumlah uang di depan

Reva dan Nara?

Reva terkekeh, “Tuan Hiro, pak Ferry sedang bertanya padamu.”

“Ada berapa banyak modal yang kau miliki?”

Wajah Hiro tampak semakin keruh, dan Hana langsung menggebrak meja, “Modal kentut!”

“Kami tidak punya uang dan tidak mampu melakukan investasi!”

“Leo, ocehan macam apa yang sedang kau katakan itu?”

Leo tercengang. Apa – apaan ini?

“Tuan Hiro, ada… ada apa?”

“Bukannya kau bilang kau masih punya beberapa milyar saat di telepon tadi?”

Hiro merasa sangat kesal sekali hingga hampir ingin membunuh seseorang. Apa si Leo ini harus bersikeras

mengatakan hal ini?

“Diam!”

Hiro memaki dengan suara menggeram.

Leo merasa lebih bingung lagi. Apa yang sedang terjadi sebenarnya?

Nara sudah tidak tahan lagi lalu dengan dingin dia berkata, “Hiro, bahan dekorasi yang kau beli dengan harga 130

milyar ternyata hanya dibeli dengan harga 10 milyar. Bagaimana bisa begitu? Apa kau bisa menjelaskannya

kepadaku?”

Semua orang yang ada di ruangan itu langsung terkejut. Apa yang terjadi? Mengapa Nara bisa menanyai Hiro

dengan begitu berani?

Apalagi ditambah dengan sikap dan nadanya ini? Ini jelas seperti seorang atas yang sedang menanyai

bawahannya, kan?

Dengan marah Leo berkata, “Nara, bagaimana cara kau berbicara hah?”

“Berani beraninya kau berbicara seperti itu dengan tuan Hiro. Jangan pikir karena kau seorang wanita lantas aku

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

tidak berani menghajarmu!”

Lenny langsung berkata, “Aduhh, sifat kembang sekolah kita ini masih saja begitu dominan.”

“Kenapa? Apa kau pikir semua pria di dunia ini bisa diperintah – perintah oleh kau dengan seenaknya?”

“Biar aku kasih tahu yah, tuan Hiro ini bukan pria yang biasa–biasa saja.

“Kau ini sama sekali tidak ada apa–apanya di depan dia…”

Sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya, Hana langsung mengambil gelas anggurnya dan menuangkan

seluruh isi gelas itu ke kepalanya.

“Diam kau!”

Hana langsung memaki dengan marah.

Lenny sangat marah sekali tetapi setelah melihat Hana akhirnya dia tidak berani macam – macam lagi.

Keluarga mereka masih harus mengandalkan Hiro untuk memenuhi nafkah mereka. Dia sama sekali tidak berani

menyinggung Hana.

Semua orang yang ada di ruangan itu langsung tercengang. Bagaimana situasinya?

Nara menanyai Hiro tetapi Hiro sama sekali tidak berani mengatakan apa

apa.

Leo dan Lenny mencoba untuk membantu Hiro berbicara tetapi di luar dugaan Hana malah memakinya dengan

marah. Ada apa sebenarnya dengan semua ini?

Di saat yang sama, Hiro tampak sangat malu lalu berkata dengan suara kecil, “Kak Nara, aku… aku tidak tahu…”