We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 993
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 993

Reva yang berdiri di belakang hanya bisa terdiam.

Gadis ini, sepertinya otaknya benar–benar telah dicuci sepenuhnya.

Ketua satpam itu berjalan menghampiri Reva dan berkata dengan suara rendah, “Direktur Lee, dia temanmu?”

Reva menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya, “Bukan temanku tetapi saudaraku.”

“Itu si Joyce pasien yang ada diatas sana, kau tahu?”

Ketua satpam langsung mengangguk – angguk, “Ooh, aku pernah dengar. Yang katanya putrinya itu sangat tidak

berbakti?”

Reva mengangguk: “Itu tanteku dan gadis yang tadi itu putrinya!”

Mata ketua satpam itu membelalak dengan lebar, “Apa?”

“I… itu putrinya?”

“Ya Tuhan, orang macam apa itu?“.

“Tuan Lee, kalau hal ini terjadi padaku, aku pasti akan membuat wajahnya bengkak sejak tadi!”

“Mamanya saja sudah menjadi seperti itu tetapi dia masih saja peduli dengan suami apa dia itu?”

Reva menghela nafas dengan tak berdaya, dia juga tidak bisa berkata apa – apa.

Dia menelepon Desmond setelah itu keduanya segera bertemu di sebuah cafe yang sepi.

Cafe ini milik keluarga Permana jadi Reva datang ke cafe ini dengan menyamar agar tidak ada yang tahu tentang

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

pertemuannya dengan Desmond.

Keluarga Permana juga merupakan salah satu cadangan yang Reva atur diantara kesepuluh keluarga terpandang

itu agar bisa memudahkan dirinya memahami tentang kabar dari kesepuluh keluarga terpandang itu.

Reva langsung menjelaskan tujuannya kepada Desmond. Desmond merenungkannya untuk beberapa waktu lalu

menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tuan Lee, aku benar benar belum mendapatkan berita tentang masalah

ini.”

“Namun, aku dapat memberitahumu dengan pasti bahwa kalau memang diantara kesepuluh keluarga terpandang

itu ada yang terlibat dalam masalah ini.”

“Maka ada satu keluarga yang sudah pasti terlibat!”

Reva langsung bertanya, “Keluarga yang mana?”

Desmond menarik nafas dalam dalam, “Keluarga Park!”

Reva bertanya dengan heran, “Keluarga Park? Kenapa?”

Desmond: “Kesepuluh keluarga terpandang di kota Carson ini masing masing memiliki bisnisnya sendiri. Sebagian

besar industry ini bersifat monopolistik kecuali untuk beberapa industry yang sangat besar.”

“Keluarga Park memonopoli semua jenis bahan konstruksi dan dekorasi di kota Carson.”

“Kalau ada orang yang sengaja ingin mengganggumu dalam hal ini, maka mereka pasti akan mendapat sokongan

dari keluarga Park

Reva mengangguk dengan perlahan. Di dalam hatinya dia sudah mendapatkan sebuah petunjuk.

Desmond menatap Reva lalu dengan suara kecil berkata, “Benar, tuan Lee.”

“Belakangan ini, orang–orang dari suku Maui juga sempat mencari aku dan bertanya tentang guru Aciel.

“Aku memberitahunya seperti yang kau katakan, tetapi waktu itu guru Aciel malah tiba pergi.”

tiba

apa. Mereka hanya meminta aku untuk terus mencari

“Mereka juga tidak mencurigai apa petunjuk tentang keberadaan gadis itu.”

Reva langsung cemberut. Orang – orang darisuku Maui inibenar

benarcukupbanyak.Sepertinyaakuharusmulaimempersiapkanrencanaku!

“Oke, aku mengerti.”

“Kau lanjutkan saja apa yang sudah aku beritahukan kepadamu dan tidak usah mempedulikan mereka.”

“Nantinya setelah melewati beberapa waktu ini, aku sendiri yang akan menyelesaikan masalah ini!”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Ujar Reva dengan lembut.

Desmond menghela nafas dengan lega. Dia masih cukup takut dengan orang–orang dari suku

Maui.

Kalau Reva dapat menyelesaikan masalah ini, maka dia juga tidak perlu merasa khawatir lagi.

Kantor Polisi di dekat rumah sakit.

Begitu Vanni sampai disini dengan taksi, dia mendapati kak Agus yang berjalan keluar dengan wajah bengkak.

“Suamiku, bagaimana keadaanmu?”

Vanni buru–buru menyapanya.

Agus memelototinya lalu dengan marah berkata, “Menurutmu bagaimana?”

“Memangnya kau tidak punya mata? Apa kau tidak bisa melihatnya dengan matamu sendiri?”

Vanni tampak agak tidak enak hati lalu dengan suara rendah berkata, “Suamiku, ka… kalua begitu sakit tidak?”

Agus: “Omong kosong, kalau aku menghajarmu hingga seperti ini, menurutmu itu sakit tidak?”

“Aku heran kenapa belakangan ini kau selalu mengatakan omongan tak berguna seperti itu?”

Vanni menundukkan kepalanya dan tidak berani berbicara lagi karena takut membuat Agus marah.

Dengan ekspresi tidak sabar, Agus berkata: “Ngomong

ngomong, kau punya uang tidak?”

“Guntur dan yang lainnya membawa pisau lipat. Aku rasa hal ini akan sedikit merepotkan.”

“Aku ingin mengeluarkan mereka dengan jaminan!”