We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Chapter 210
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

 

Raut wajah Axel dan Alina tampak sedikit melunak setelah mendengar ucapan Reva. Alina lalu memelototi Nara

sambil berkata, “Nara, lihat Reva. Ini yang dinamakan pengertian!” “Reva, maaf telah merepotkanmu, sebenarnya

di dalam hati mama juga merasa tidak enak.” “Sebenarnya mama juga sudah menganggapmu sebagai putra

mama selama kau berada disini selama tiga tahun terakhir ini. Dan karena masalah ini, aihh…” Saat Alina

berbicara, air matanya juga ikut mengalir. Nara benar – benar tidak mampu berkata – kata lagi. Kemampuan

berakting mereka sangat bagus sekali kan? Air matanya dapat mengalir begitu saja ketika menginginkannya? Saat

membutuhkan pertolongan orang lain maka dikatakan bahwa dia telah menganggapnya sebagai putranya. Tetapi

saat tidak membutuhkan pertolongannya seperti sebelumnya itu, dia malah ingin langsung mengusirnya.

Bagaimana mungkin ada orang yang seperti itu? Nara benar – benar tampak tak berdaya. Dia bertanya – tanya

mengapa dia bisa memiliki orang tua yang seperti itu? “Tetapi, aku punya satu permintaan.” Tiba – tiba Reva

berbicara. Semua orang langsung tercengang dan Axel mengernyitkan keningnya dan bertanya, “Apa

permintaanmu?” Reva: “Pa, Ma, masalah kali ini bukan masalah sepele. Dan aku juga tidak tahu apakah bisa

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

menanganinya dengan baik.” “Jika masalah ini tidak ditangani dengan baik kemungkinan besar malah akan

berakhir di penjara.” “Sebenarnya tidak apa – apa bagiku untuk masuk ke penjara tetapi jika aku masuk ke penjara

nantinya siapa yang akan merawat kalian berdua?” Axel dan Alina saling menatap dan seolah – olah bertanya –

tanya dengan heran. Ternyata Reva juga masih memikirkan mereka berdua? Lalu Alina langsung berkata, “Kau ini

nak, kau memang benar – benar sangat baik hatinya.” “Tidak apa – apa, kami bisa menjaga diri kami sendiri. Jadi

kau bisa pergi dengan tenang.” Lalu Axel mengangguk – angguk. Dan dia merasa sepertinya Reva pasti akan

masuk penjara. Lalu Reva menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak bisa begitu.” “Kalian berdua sudah

berumur dan kesehatannya juga tidak terlalu baik. Di rumah tidak ada seorangpun yang menjaga serta merawat

kalian.” “Begini saja, bagaimana jika kita membiarkan kedua adik – adikku ini pulang dan tinggal di rumah ini.

Dengan begitu mereka juga sekaligus dapat merawat kalian berdua pada saat yang sama?” Semua orang di

ruangan itu langsung tercengang. Usulan macam apa yang dikatakan Reva ini? Hiro langsung tampak sangat

gembira. Apakah Reva ini begitu bodoh? Memintanya pulang untuk tinggal di rumah ini? Sejujurnya, sudah lama

Hiro ingin pindah dan tinggal di rumah keluarga Shu. Karena selain membuatnya lebih mudah untuk mendekati

Nara, kemungkinan besar dia juga bisa mengambil alih perusahaan farmasi Shu dengan mudah. Dan ini merupakan

apa yang selama ini dia idam – idamkan. Dasar bodoh, si Reva ini. Dengan berkata seperti itu bukankah sama saja

artinya bahwa dia telah mengundang serigala masuk ke dalam rumah? Axel tampak ragu – ragu sejenak dan

berkata, “Ini… ini tidak baik rasanya..” Reva: “Ini adalah satu – satunya permintaanku, aku harap papa dan mama

dapat menyetujuinya!” Axel dan Alina lalu saling menatap, setelah ragu – ragu sejenak akhirnya mereka

mengangguk. “Baiklah!” “Hiro, Hana, mulai besok kalian berdua pulang dan tinggallah disini!” Ujar Axel “Baik.” “Pa,

Ma, kalian tenang saja.” “Hana dan aku, kami berdua pasti akan berbakti kepadamu!” Hiro menjawab dengan

cepat dan tidak dapat menutup mulutnya untuk tertawa dengan senang. Setelah masalah ini diputuskan,

kerumunan itu pun bubar. Lalu Hiro dan Hana pulang dengan hati senang untuk berkemas. Begitu Reva kembali ke

kamarnya, Nara dengan marah langsung berkata, “Reva, apakah kau sudah gila?” “Mengapa.. mengapa kau malah

menyetujui keinginan mereka?” “Tidak, aku tidak akan membiarkanmu masuk penjara!” “Sudahlah, aku akan

menelepon mama angkatku dan menceritakan yang sebenarnya. Biarkan dia yang memutuskan apa yang harus

dilakukan!” Nara lalu mengeluarkan ponselnya. Reva menghentikannya dan berkata, “Tidak perlu menelepon.”

“Gelang giok itu aku sudah menemukannya!” “Apaa?!” Nara langsung berseru. Reva segera mendekatkan telunjuk

ke mulutnya mengisyaratkan dia untuk diam, “Pelankan suaramu, jangan sampai orang tuamu mendengar

suaramu!” Nara tampak terkejut dan berkata dengan suara kecil, “Kau.. kau telah menemukannya?” Reva

mengangguk dan mengeluarkan sebuah kotak. Dan saat kotak itu dibuka, gelang giok itu ada di dalamnya. Melihat

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

itu Nara hampir menangis kegirangan, “Bagai.. bagaimana kau bisa mendapatkannya kembali?” Reva terkekeh,

“Bos toko giok itu kembali ke kampung halamannya. Jadi aku meminta Tiger untuk pergi ke kampung halamannya

dan menebus kembali barang ini!” Nara tampak terkejut. Bagaimana mungkin seorang Tiger dapat memiliki

kemampuan yang begitu hebat?? Dia tidak tahu bahwa tidak mudah untuk mendapatkan kembali gelang giok ini.

Seorang Tiger tidak mungkin bisa melakukannya. Sebenarnya Austin King lah yang berperan di balik ini. Dia

menggunakan koneksinya sendiri dan mengirim begitu banyak orang untuk menemukan si pemilik toko giok

tersebut demi mendapatkan kembali gelang giok itu. Nara menggenggam gelang batu giok ini dengan sangat erat:

“Ini … ini sangat bagus sekali…” “Pantas saja kau mencegah aku untuk mengatakan yang sebenarnya kepada

mama angkat-ku tadi. Jadi sebenarnya kau sudah menemukan kembali gelang ini sejak lama.” “Tetapi, mengapa

kau tidak memberitahu kepada papa dan mama?”

 

 

Previous Chapter

Next Chapter