We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Chapter 366
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

 

Menantu Dewa Obat 

5 mutiara 

Bab 366 

Nara sangat marah hingga gemetaran kerusuhan kedua orang tuanya itu benar–benar membuatnya begitu kesal

dan hampir pinig an. 

Dan saat ini. Axel yang berjalan ke jendela melihat bahwa Nara sama sekali tidak berbicara. 

 

Lalu dia menggerakkan giginya dari tiba – tiba meninju jendela itu dan memecahkan kacanya, Sehingga tangannya

langsung penuli dengan darah. 

“Paa!!” Nara langsung berieriak dan bergegas lari ke arahnya 

Melihat ini Axel segera melangkah keluar jendela dengan satu kaki dan berteriak, “Kau jangan 

datang ke sini!” 

“Jangan datang ke sini!” 

“Kalian semua berdiri di sana. Jangan ada yang mempedulikan aku!” 

Alina langsung berseru, “Suamiku, apakah kau sudah gila?” 

“Cepat... cepat kau turun, hentikan dulu pendarahannya...” 

Axel langsung meraung: “Pendarahan apa yang harus dihentikan?” 

“Biarkan aku mati saja!” 

“Aku juga tidak perlu menyaksikan putriku sendiri meninggal di depan mataku!” 

Nara berbalik dan dengan tergesa – gesa berkata, “Pa, jangan mengatakan semua ini lagi!” 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Kau turun dulu, turun dulu!” 

Axel: “Aku tidak mau turun!” 

“Nara, jika kau tidak mau membantu adikmu, aku akan mati di depan matamu!” 

“Aku akan menghitung sampai tiga. Jika kau masih tidak mau menelepon juga, lebih baik aku melompat dari sini

saja.” 

“Aku sudah membesarkanmu sampai sebesar ini dan tidak pernah memintamu untuk berbakti. kepadaku. Nanu

kalau aku sudah mati, ingatlah untuk mengubur adikmu disebelah kuburan aku.” 

“Semasa hidupnya aku tidak bisa merawat dan menjaganya dengan baik. Jadi setelah aku mati, aku akan

merawatnya dengan baik...” 

Setelah mengatakan itu Axel mulai menyeka air matanya, 

Nara sudah mau gila dibuat oleh mereka berdua. Setelah berpikir sebentar akhirnya dia menggertakkan giginya

dan berkata, “Pa, aku akan menelepon! Aku akan menelepon, oke?”

“Kau turun dulu. Aku akan menelepon Reva sekarang!” 

Axel dari Alina saling menatap keduanya merasa senang dan arla tatapan kemenangan di mara 

creka 

“Hau telepon dia sekarang!” 

“Aku akan turun seiclah kau menelepon!” 

Arch berkata dengan kencang. 

Nara sangat marah ictapi dia juga tidak bisa mclakukan apa – apa. 

Dengan tak berdaya Nara mengeluarkan ponseluya dan menelepon Reva. Lalu dia menceritakan kepada Reva

tentang apa yang terjadi di rumah. 

Setelah menutup teleponnya, Nara merosot ke lantai seolah – olah dia sudah pingsan saja. 

“Bagaimana?” 

“Apakah dia sudah menyetujuinya?” 

Tanya Alina dengan mendesak. 

Dengan lemas Nara berkata, “Dia... dia sudah menyetujuinya...” 

Alina sangat gembira. “Benarkah?” 

“Bagus sekali!” 

“Adikmu terselamatkan!”. 

“Cepat, telepon kembali orang itu dan minta mereka melepaskan Hana!” 

Axel juga melompat ke dalam dari jendela tersebut lalu buru – buru mengeluarkan ponselnya untuk menelepon si

pria itu. 

Setelah mendengarnya, dia mencibir: “Bagus sekali, sangat bagus sekali!” 

“Tetapi, orangnya masih harus di tahan di sini!” 

“Nanti setelah pertemuan pertukaran medisnya selesai, kami baru akan melepaskannya!” 

Alina buru – buru berkata, “Kalau begitu.. kalau begitu kau lepaskan mereka dulu, jangan kurung mereka dengan

anjing – anjing itu...” 

Dengan dingin pria itu berkata, “Aku tidak membutuhkan kau untuk mendikte apa yang harus aku lakukan!” 

“Ingat, jika Reva berani melakukan sesuatu maka putrimu akan segera dibunuh oleh anjing – anjing ini!” 

Alina segera berkata, “Aku tahu, aku tahu. Dia.. dia pasti tidak akan melakukan apa – apa...” 

Pua iu icrtawa dengan senang: “luu baru benar!” 

Dan saat ini tiba – üba Nara berkata, “Aku sudah melakukan apa yang kau minta tetapi bisakah kau menjawab

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

pertanyaanku?” 

Pria itu membeku sejenak: “Pertanyaan apa?” 

Dengan suara yang dalam Nara bertanya, “Bagaimana caranya kau menangkap adikku?” 

Pria itu langsung tertawa terbahak–bahak: “Tangkap?” 

“Apakah kami masih perlu menangkapnya?” 

“Nara, kau tahu tidak, adikmu sendiri yang datang menghada kami dan memerangkapkan dirinya sendiri ke dalam

jeratan itu. Kau sudah mengerti sekarang?” 

“Sejujurnya, kami hampir lupa bahwa kau masih memiliki adik perempuan seperti itu.” 

“Tetapi pada akhirnya dia dan suaminya yang datang sendiri mencari tuan muda Regatta. Mereka mengatakan

mau menjelaskan sesuatu kepada tuan muda Regatta kami?” 

“Nara, aku sudah mengikuti tuan muda Regatta selama bertahun–tahun tetapi aku belum pernah bertemu dengan

orang yang sebodoh itu.” 

“Jarang sekali aku melihat orang yang datang untuk mencari mati!” 

“Hahaha….” 

Nara menutup teleponnya dan berbalik untuk melihat Alina. 

Wajah Alina langsung memerah dan bergumam dengan suara rendah, “Anak ini, bagaimana... bagaimana bisa dia

melakukan hal seperti ini...” 

 

 

Previous Chapter

Next Chapter