We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Chapter 555
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 555

Megan, Raymong dan yang lainnya yang berada di loteng sedang menyaksikan keramaian orang – orang di bawah.

“Orang – orang ini sedang apa semua? Mengapa begitu ramai seperti pasar saja?” tanya Raymond dengan

terheran – heran.

“Dengar – dengar sih sepertinya Carlos meminta setiap keluarga di kompleks ini untuk menghadiri pernikahannya.”

Ujar Megan dengan sinis dan tampak enggan. Waktu dia menikah dulu, situasinya tidak seramai itu.

“Si Carlos ini hebat juga yah!”

“Waktu pagi tadi, rombongan mobil pertama datang untuk mengosongkan tempat dan lapangan dengan setiap

rumah diberikan imbalan 1.000 dolar. Aku pikir dia sangat murah hati.”

“Tetapi tidak tahunya ternyata sekarang mereka malah mengundang orang – orang itu ke pesta pernikahannya. Itu

kan artinya mereka menginginkan angpao mereka, kan?”

“Huhh, pada dasarnya uang yang telah dia hamburkan itu kemudian dimintanya kembali secara tidak langsung”

“Dengan begitu dia juga dipuji – puji oleh orang – orang itu. Si Carlos itu benar benar sangat tidak tahu malu!” ujar

Raymond dengan marah.

Megan mengangguk: “Iya kan, menyebalkan sekali!”

“Orang seperti dia itu bagaimana mungkin tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan?”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Velly menikah kepadanya juga belum tentu suatu hal yang baik!”

Raymond dan adiknya juga terus mengangguk – angguk. Tetapi sebenarnya ekspresi mereka tampak agak pahit.

Mereka sangat jelas bahwa ucapan mereka ini hanya untuk menenangkan perasaan mereka sendiri saja.

Sementara mereka mengejek mereka tampak seorang tetangga yang tinggal di lantai atas berjalan melewati

depan pintu rumah mereka dengan seorang anak.

“Hei, paman Adjie, bukannya kalian semua tadi sudah masuk ke dalam mobil?

Mengapa sekarang kalian malah membawa anak – anak lagi?” tanya Raymond dengan heran.

Paman Adjie terkekeh dan berkata, “Yah, aku kan hanya ingin membawa anakku untuk ikut pergi dan melihat – lihat

saja!”

Raymond tampak bingung dan bertanya, “Mau lihat apa?”

“Itu kan hanya acara menikah saja. Bukannya sudah sering lihat?”

“Memangnya ada sesuatu apa yang perlu dilihat?”

Paman Adjie berkata, “Aku tidak mengatakan tentang acara pernikahannya tetapi tentang Hotel Times.”

Raymond tertegun sejenak. “Apa hubungannya dengna Hotel Times?”

Paman Adjie terkejut, “Loh, memangnya kalian tidak tahu?”

“Acara pernikahan adikmu itu kan diselenggarakan di hotel Times.”

“Itu adalah hotel Times. Dalam seumur hidupku mungkin aku tidak pernah akan bisa mengajak anakku kesana.”

“Dan kali ini adalah kesempatan yang baik, kan? Aku hanya ingin membawa anakku untuk pergi dan melihat – lihat

hotel itu.”

Raymond langsung terperangah. Matanya membelalak dengan lebar, “Paman Adjie, apa… apa kau tidak salah?”

“Acara pernikahan mereka diadakan di hotel Times?”

“Bagaimana mungkin hotel Times mengijinkan mereka untuk melangsungkan acara pernikahannya di sana?”

“Meskipun hanya lantai pertama saja, biayanya pastii sangat tinggi!”

Paman Adjie langsung mengibaskan tangannya. “Lantai pertama apaan? Mereka membooking satu gedung hotel

Times itu, oke?”

“Hari ini, lantai sembilan hotel Times dibuka hanya untuk semua tamu undangan pernikahannya.”

Raymond langsung tercengang. “Membooking satu gedung hotel Times?”

“Bagai… bagaimana mungkin?”

“Itu Hotel Times, kan? Siapa… siapa yang mampu membooking satu gedung?”

“Biayanya mau habis berapa itu?”

Megan juga ikut tercengang dan langsung berseru, “Paman Adjie, kalau… kalau begitu berapa banyak uang angpao

yang kau berikan kepada mereka?

“Tak usah pergilah, mereka itu hanya menipu kalian untuk mendapatkan uang angpao!”

Paman Adjie tampak sedikit kesal. “Kentutmu!

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Semua orang sudah bilang bahwa orang – orang dari kompleks ini yang menghadiri pesta pernikahannya tidak

perlu memberikan angpao.”

“Yang penting orangnya datang, niatnya sampai dan mengucapkan selamat saja sudah cukup.”

“Selain itu, itu adalah Hotel Times. Meskipun aku harus membayar 10.000 dolar pun aku rela koq!”

“Sudahlah, aku tidak mau banyak ngomong lagi dengan kalian. Aku mau membawa anakku ke lantai sembilannya

hotel Times untuk foto – foto!”

Lalu paman Adjie bergegas pergi sambil menggendong anaknya.

Di ruangan itu, Megan dan kedua kakaknya itu saling menatap. Mereka benar benar merasa terpana.

Kata – kata ejekan mereka tadi sekarang seperti menampar kembali wajah mereka sekata demi sekata.

Sudah mengundang semua orang yang ada di kompleks perumahan ini lalu tidak mau menerima angpao pula.

Seberapa banyak biaya yang harus dikeluarkan mereka?

Dan yang paling penting adalah mereka membooking seluruh gedung hotel Times itu. Ini benar-benar sangat luar

biasa.

Hotel Times adalah tempat yang sering disebut – sebut oleh manajer pabrik mereka. Tempat yang paling mewah di

kota Carson.

Ketiga bersaudara itu benar-benar merasa ingin menangis sekarang.

Kalau saja tadinya mereka merestui pernikahan itu, bukankah sekarang mereka bisa ikut berdiri di puncak hotel

Times dan menikmati semua kemewahan ini?