We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Chapter 650
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Menantu Dewa Obat 

Bab 650 

Pria yang berada di atas ring adalah seorang pria beriubuh sedang denga otot yang proporsional dan tampak biasa

– biasa saja. 

Sementara penantangnya adalah seorang pria tinggi yang berotot. 

Setelah pria berotot ini naik, kompetisinya belum dimulai. 

Sebaliknya, layar lebar di atas sana memperlihatkan idenutas pria berotot ini. 

Di atas layar terpampang bahwa pria berotot ini adalah pensiunan tentara bayaran yang telah melakukan banyak

misi di daerah yang dilanda perang serta juga telah membunuh banyak orang. 

Dari bentuk badan pria berotot ini dapat dilihat dengan jelas bahwa dia sama sekali bukan orang yang bisa

diprovokasi. 

Jacky: “Bisnis dimulai.” 

“Kalau pria berotot yang menang dibayar 1.5 poin sementara kalau si juara pendahulunya yang menang dibayar

0.8 poin.” 

“George, bagaimana menurutmu?” 

George tampak seperti sedang menasehati seseorang, “Sepertinya juri cukup percaya diri dengan si juara

pendahulunya ini.” 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Namun aku lebih condong ke penantang baru ini yaitu si pria berotot.” 

“Kau lihat saja informasi yang diberikannya tadi. Seorang pensiunan tentara bayaran yang telah membunuh

banyak orang di medan perang.” 

“Orang seperti ini adalah orang yang paling berbahaya karena dia sudah sering membunuh dan melihat mayat.” 

“Jurinya tidak tahu apa – apa. Berani – beraninya dia meremehkan orang seperti itu. Sudah sepantasnya dia

bernasib buruk.” 

“Dalam pertandingan ini takutnya dia akan menghajar si juara pendahulunya itu sampai mau!” 

Gustavo langsung tampak bersemangat, “Mau beli sedikit?” 

Jacky tersenyum, “Boleh, anggap saja ini hanya sebagai makanan pembuka.” 

“Beli sedikit saja, 500.000 lah.” 

500.000 dolar dibuang begitu saja. Jacky tampak bangga dan menatap Devi lagi. 

Sayangnya Devi sama sekali udak meliriknya sehingga membuatnya sangat kesal. 

“Tuan Lee, kau sudah datang ke sini mengapa tidak ikut bermain?” 

“Si George itu sangat pintar dalam hal seperti ini, dia tidak mungkin salah.” 

“Kau beli sedikit saja, pasti akan mendapatkan untung.” Ujar Jacky sambil tersenyum. 

Reva menggelengkan kepalanya, “Aku tidak suka hal seperti ini.” 

“Dan aku sarankan agar jangan membeli terlalu banyak.” 

“Pria berotot itu hanya punya sedikit peluang untuk menang 

Ekspresi George langsung berubah. Dengan sungguh – sungguh dia berkata, “Apa maksudmu?” 

“Apa menurutmu si juara pendahulunya bisa menang?” 

“Huhh, orang seperti kau ini hanya seperti katak di dalam tempurung.” 

“Kau sama sekali tidak tahu situasinya!” 

“Kau tidak akan tahu bagaimana menakutkannya bagi seorang juara mengaku kalah!” 

Gina juga ikut mencibir. “Reva, kau jangan ikut berlagak lagi di depan orang yang ahli.” 

“George kita ini adalah juara taekwondo di provinsi Yama dan juga merupakan atlit andalan nomor satu di negara

ini.” 

“Analisanya tidak pernah salah!” 

“Sebenarnya kau tidak suka atau tidak punya uang?” 

“Oh yah, hampir saja aku lupa.” 

“Apa yang kau pakai dan gunakan adalah milik keluarga Shu. Kau pasti tidak punya uang!” 

Alis Reva mengerut sedikit. Ucapan Gina benar–benar pedas. 

Sambil tersenyum Jacky berkata, “Aduhh, kita semua datang untuk bersenang – senang, tidak masalah dengan

uangnya.” 

“Tuan Lee, kalau kau tidak punya uang, aku bisa meminjamkan sedikit kepadamu.” 

“Yang penting, itu pasti akan mendapatkan keuntungan!” 

Reva menggelengkan kepalanya lagi. Kalau bukan karena datang untuk melihat – lihat, dia juga tidak akan repot –

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

repot untuk mempedulikan orang – orang ini. 

Melihat hal ini, Jacky mengabaikan Reva lalu menoleh kepada Devi. “Nona Devi, bagaimana kalau aku belikan

100.000 dolar untukmu?” 

“Kalau nanui menang hasilnya jadi milikmu. Kalau kalah hitung punyaku saja.” 

Kalau seorang gadis biasa yang mendengar ucapannya ini pasti akan terkejut. 

Savangnya, Devi bukan gadis biasa. 

Dia melirik Jacky dan berkata, “Tidak perlu.” 

“Pria berotot ini tampak bodoh. Dia tidak akan bisa menang.” 

Jacky merasa sangat kesal sekali dan menatap dengan marah. Tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. 

Di dalam hatinya dia hanya bisa berharap dengan kejam, dia berharap pria berotot itu akan dengan cepat

menyelesaikan pertarungannya dan menampar wajah Reva. 

Kurang dari sepuluh menit akhirnya pertandingan dimulai. 

Tadinya semua orang mengira bahwa pria berotot ini dapat dengan mudah menyelesaikan pertarungannya tetapi

situasi di lokasi acara itu benar – benar di luar dugaan mereka semua. 

Si penjuara terdahulunya tampak biasa saja tetapi pukulannya sangat menakutkan. Dalam waktu kurang dari tiga

menit saja, pria berotot itu sudah berlumuran darah dan jatuh dari arena tinjunya. Tidak ada yang tahu apakah dia

masih hidup atau mati.