We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Chapter 97
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

#

Bab 97

Brad menekan amarahnya kemudian dia menelepon Reva untuk meminta maaf dan memohon dengan

susah payah agar Reva mau datang ke rumah sakit untuk menolong putranya itu.

Reva yang pada dasarnya memang tidak merasa kesal dan dendam pada Brad langsung bergegas ke

rumah sakit.

Begitu Brad melihat Reva, dia langsung berjalan mendekatinya dan membungkuk dengan hormat.

“Tuan Lee, aku meminta maaf kepadamu dengan sepenuh hatiku atas apa yang telah istriku lakukan

terhadapmu.”

“Aku tidak tahu kau datang mencariku dan aku tidak tahu dia begitu berani sehingga dengan lancang

melakukan hal seperti itu.”

“Semua ini kesalahanku, tolong tuan Lee hukum aku saja!”

Brad berbicara sambil memelototi nyonya Mont.

Nyonya Mont langsung bergidik dan dengan terburu-buru berlari dan berlutut di depan Reva: “Tuan

Lee, aku.. aku tahu aku telah bersalah kepadamu. Aku tahu kau sangat murah hati. Tuan Lee, tolong..

tolong selamatkan putraku…”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Di sisi lain ada orang yang membawa seorang pria berkulit putih yang sekarat dan berlumuran darah di

sekujur tubuhnya.

Tadi setelah Brad menelepon Reva, dia kemudian meminta pengawalnya menyeret si Gemuk keluar

untuk dipukuli sebagai tanda pertanggung jawabannya terhadap Reva.

Reva melirik mereka dan berkata dengan tenang, “Direktur Mont, tak perlu repot-repot begitu.”

“Untuk menyelamatkan putramu kali ini aku akan meminta biaya pengobatan!”

Brad menghela nafas lega. Dia tidak khawatir masalah uang tetapi dia hanya khawatir Reva tak mau

menyelamatkan putranya.

“Tuan Lee, kau sebutkan nominalnya dan aku tak akan menawarnya!”

Reva terkekeh: “Direktur Mont, aku khawatir kau tak dapat menerima harga yang kusebutkan nanti.”

Brad tampak tercengang. Kekayaan bersihnya hampir sepuluh milyar dolar, bagaimana mungkin dia

tak dapat menerimanya?”

“Tuan Lee, silahkan kau sebutkan saja nominalnya!”

Reva mengangguk dan perlahan mengatakannya:”Tiga ratus juta dolar!”

“Tiga apa?” tiba-tiba nyonya Mont berseru: “Tiga ratus juta dolar? Kau … mengapa kau tidak

Brad juga tampak tercengang. Tiga ratus juta dolar. Siapa yang berani meminta biaya pengobatan

setinggi itu? Apakah Reva sudah gila?

Reva berkata: “Tiga ratus juta dolar bukan hanya untuk menyelamatkan putramu tetapi juga untuk

menyelamatkan kalian sekeluarga!”

Nyonya Mont tampak begitu kaget dan marah. Dia memaki dengan kesal: “Apanya yang

menyelamatkan keluargaku? Apakah kau sedang mengutuk keluargaku?”

“Kau pikir kau siapa? Sekali berbicara langsung meminta tiga ratus juta dolar?”

“Tiga ratus juta dolar itu berapa banyak, kau tahu tidak?”

“Berbicara tanpa memakai otak, asal bicara saja, apakah kau benar-benar sudah gila?”

Brad tampak muram dan memakinya: “Diam!”

“Aku…” Nyonya Mont masih ingin berbicara tetapi Brad langsung menampar wajahnya. Nyonya Mont

pun segera diam.

Brad menarik napas dalam – dalam dan menggertakkan giginya: “Tuan lee, aku dapat membayar tiga

ratus juta dolar ini. Tetapi anda harus bisa menyelamatkan putraku!”

Reva meliriknya dan berkata dengan lembut, “Aku tahu kau merasa sedikit tidak rela tetapi kau akan

segera merasa bahwa harga ini cukup sepadan dengan resikonya!”

Setelah mengucapkan itu Reva langsung berjalan ke ruang UGD.

Dokter Hale yang berdiri di depan pintu ruang itu menunjukkan wajahnya dengan penuh rasa hormat:

“Tuan Lee, suatu kehormatan aku dapat bertemu dengan anda!”

Reva mengangguk – angguk dan dokter Hale juga tampak begitu bersemangat. Dia merasa gembira

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

karena merasa seperti diakui.

Nyonya Mont mendekati Brad dan menggertakkan giginya: Suamiku, kau benar-benar menjanjikannya

begitu banyak uang?”

“Ini tiga ratus juta dolar loh, apakah dia sudah gila?”

“Dokter mana yang meminta biaya pengobatan semahal itu?”

Dokter Akio juga menghela nafas dan menggelengkan kepalanya: “Bagi seorang dokter, keterampilan

medis itu pentin tetapi lebih penting lagi etika medis. Jika melakukan pengobatan hanyak untuk

meraup keuntungan maka meskipun keterampilan medisnya begitu luar biasa juga sulit untuk

menghormatinya!”

Brad menggertakkan giginya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Reva yang meminta bayaran

begitu tinggi membuat Brad merasa tidak senang.

Reva yang baru masuk kurang dari lima menit telah keluar dari ruang UGD.

“Carikan ahli bedah lalu bersihkan dan jahit lukanya. Dia akan baik-baik saja.”

Brad tampak tercengang: “Secepat itu?”

Dokter Hale dan dokter Akio sudah masuk kedalam bangsal dan tak lama kemudian mereka keluar

dari ruangan itu.

“Tuan Lee memang sangat jenius!” ujar dokter Hale dengan tulus.

Previous Chapter

Next Chapter