We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bab 1228
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1228 Riasan yang Sama

“Bianca, lihat ini! Kemarin kamu mengunggah status di akun media sosialmu kalau kamu ingin memiliki kalung ini,

dan saya langsung meminta teman untuk mendapatkannya.” Lathan memperlihatkan hadiah itu.

Mata Bianca berbinar bahagia, tetapi tidak bisa menerima kalung itu tanpa rasa canggung karena ada Qiara di

dekatnya. Maka, dia mengoloknya. “Memangnya saya memintamu untuk membelikannya, dungu?”

Qiara, yang berdiri di samping, menyaksikan hubungan mereka dengan terhibur. Lathan pantas diperlakukan

seperti itu oleh Bianca dan menerima konsekuensinya.

Oleh karena itu, sambil memikirkannya, dia kembali ke kamar, berbaring di atas ranjang, mengambil ponsel dan

mengirim pesan ke Nando.

Tuan Muda Nando, saya ingin mengonfirmasi ulang apakah malam ini Anda senggang.

‘Iya, saya senggang!‘

‘Berarti, kamu bisa menghadiri acara pembatalan pernikahan saya, kan?‘

‘Bisa!‘

Saat membaca jawaban singkat tetapi jelas darinya, Qiara menyadari kalau Nando memang seorang teman karena

selalu membantu setiap kali dia membutuhkan.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Oleh karena itu, saat berpikir bagaimana dia selalu ada untuknya, dalam suka maupun duka, Qiara pun

menganggap Nando sebagai sahabatnya Dia memperlakukannya layaknya seorang teman dekat selama dia tidak

merendahkan status sosialnya.

Sementara itu, di kantor pusat Grup Sofyan, Nando menatap pesan di ponselnya, terlintas keingintahuan di

matanya yang tajam.

Dia ingin melihat bagaimana Qiara akan memperkenalkan dirinya malam ini. Usianya dua puluh delapan tahun,

tetapi dia masih memancarkan aura kebeliaannya, dan dia tahu, dari pengalamannya, bahwa dirinya seorang yang

tampan. Ditambah tinggi badannya 186cm, dia tampak menawan saat tersenyum dan dingin saat tidak tersenyum.

Selain keluarganya, belum ada yang pernah melihat senyumnya. Bahkan orang–orang yang tidak mengenalinya

secara pribadi akan selalu menyanjung sikapnya yang anggun bermartabat dan

sopan.

Meskipun begitu, dia suka balapan, bermain gim video, dan mengoleksi camilan paling mahal di seluruh dunia.

Seolah–olah dia adalah anak laki–laki di dalam tubuh laki–laki dewasa.

Pada satu titik, Lathan sudah pergi. Tepat pada pukul 4 sore Qiara keluar dari kamarnya dengan penampilan agak

glamor. Hari ini dia mengenakan gaun modis dan rambutnya ditata rapi. Rambutnya panjang dan tebal sebahu

dengan ikal alamiah di ujungnya. Dia sudah terlihat cantik

dengan wajah mulusnya. Oleh karena itu, meskipun memakai riasan tipis, dia terlihat begitu. bersinar dan sangat

cantik.

Saat Qiara membuka pintu dan keluar kamar, Bianca, yang berdiri di seberang, terperanjat penuh. Dia terdiam

sejenak dan menatapnya langsung, mengukur–ukur sesuatu darinya.

Dia mengamati rias wajah dan gaun yang dikenakan Qiara. Qiara mengernyit karena merasa agak tidak nyaman.

“Kamu sedang melihat apa?”

“Memangnya menurutmu saya sedang melihat apa Selain itu, kita memiliki wajah yang sama, jadi apa yang bisa

saya lihat di sana?” cibir Bianca dengan dingin, tetapi kecemburuan terlintas di kedua matanya. Alasan di baliknya

adalah, meskipun wajah mereka mirip, entah mengapa, wajah Bianca terlihat kaku dan tidak natural.

Qiara mengabaikannya dan turun ke bawah. Saat menginjakkan kaki di anak tangga terakhir, dia mendengar suara

ibunya di pintu masuk. Sepertinya Maggy sudah pulang.

Sementara itu, Bianca merasa kesal saat berdiri di depan cermin. Tak lama setelah itu, dia menghapus riasan

wajahnya dan menatapnya. Saat mengamati dirinya sendiri, dia menyadari kalau kulitnya tidak semulus dan

schalus kulit Qiara. Maka, dia membuka kembali perangkat riasnya dan merias wajahnya dengan teliti.

Dia ingat fitur penting pada riasan wajah Qiara, maka saat mengulangnya, dia mengikuti langkah merias wajah

yang dilakukan Qiara. Bahkan dia mengeriting rambutnya seperti rambut Qiara dan memilih gaun yang mirip

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

dengan miliknya, dalam warna berbeda.

Akhirnya, setelah merias wajah dengan begitu seksama, Bianca melihat dirinya di cermin. Sekarang, dia tampak

benar–benar seperti saudara kembarnya, Qiara. Kemudian dia mengangkat alisnya dengan puas. Akan tetapi,

terlintas kebencian di kedua matanya.

Waktu berlalu, jam menunjukkan pukul 5 sore. Agar tidak terkena macet, mereka sudah sepakat untuk berangkat

lebih awal.

“Kenapa Bianca lama sekali?” tanya Maggy penasaran dan kemudian menyuruh pelayan di sampingnya untuk

memeriksanya, “Ratmi, ingatkan Nona Bianca kita sudah terlambat.”

Ratmi, pelayan Keluarga Shailendra, bergegas naik ke lantai atas langsung menuju kamar Bianca. Tidak lama

setelahnya, Bianca pun turun. Qiara sedang meminum air. Saat melihat Bianca menuruni anak tangga, dia hampir

menyemburkan air yang diminumnya karena terkejut. Mengapa pakaian yang dikenakan Bianca persis sama

dengannya?

Sebelumnya Bianca tidak memakai gaun ini, riasan wajahnya juga tebal dan berat. Tetapi sekarang, dia memakai

riasan tipis yang sama dengan Qiara, bahkan menerapkan gincu yang

berwarna sama.

Maggy tertegun memandangi kedua putri kembarnya. Tidak diragukan lagi dia tidak bisa membedakan keduanya

jika tidak merawat dan membesarkan Qiara sendiri!