We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bad 1194
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1194 Berhenti Berpura–pura!

Qiara memejamkan mata saking putus asa. Sepanjang tahun ini, yang dia dengar orang tuanya selalu bersimpati

dan menaruh belas kasihan untuk adiknya. Dia mengingatkan dirinya untuk. tidak terlalu memedulikan hal ini,

tetapi bagaimanapun, dia adalah putrinya juga, dan hatinya. tidak terbuat dari batu.

“Ahem….” Bianca tiba–tiba batuk. “Ada apa? Kamu sakit? Tidak enak badan?” tanya Mega khawatir. “Saya haus,

Bu,” ucap Bianca dengan nada merajuk. “Baiklah. Akan Ibu bawakan segelas air untukmu.” Mega segera

mengambil segelas air. Pada titik itu, rasanya Qiara sudah tidak ingin lagi tinggal di rumah ini. Dia berniat pergi

ketika Biantara menghentikan langkahnya. “Kamu harus menghapus foto dan video di ponselmu sebelum pergi.

Kalau tidak, kamu tidak boleh pergi ke

mana–mana.”

“Jangan pergi, Qiara. Saya mengaku salah. Saya yang seharusnya pergi.” Bianca menghampiri dan meraih tangan

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Qiara. Qiara sama sekali tidak ingin disentuh olehnya, tetapi Bianca sudah memegang pergelangan tangan Qiara

sebelum dia sempat menepisnya. Qiara hendak menarik tangannya ketika merasa ada yang mendorong tangannya

ke dada Bianca. Saat tangannya menyentuh dada Bianca, Bianca melepaskan pergelangan tangannya sebelum

terjungkal ke belakang, seakan Qiara mendorongnya jatuh tersungkur.

“Ah…” Bianca menjerit karena bagian belakang kepalanya terbentur meja. Qiara tersentak. Dia tidak

mendorongnya sama sekali. Bianca sendiri yang bertindak mengada–ada. “Bianca!” Biantara langsung berdiri

untuk membantu Bianca. “Sakit! Kenapa kamu mendorong saya, Qiara…” Bianca merintih sambil memegang

bagian belakang kepalanya.

Saat menyaksikan sorot mata orang tuanya terhadapnya, Qiara mengangkat tangannya sambil memasang

tampang datar. “Saya tidak… Tidak mendorongnya. Dia jatuh sendiri.”

“Kamu ingin adikmu mati, Qiara? Kamu pikir adikmu akan tetap hidup jika kepalanya terbentur ujung meja? Sejak

kapan kamu berubah menjadi jahat seperti ini?” mata Mega terbakar amarah setelah melihat kejadian itu.

Menurutnya, putrinya ini sudah berubah menjadi perempuan egois, penuh perhitungan dan jahat, dan pikiran itu

membuatnya sakit hati.

“Saya tidak mendorongnya. Kenapa Ibu dan Ayah tidak memercayai saya? Dia hanya berakting. Tidakkah kalian

menyadarinya?” Air mata menetes ke pipi Qiara saat mengasihani dirinya sendiri.

“Saya tahu kamu tidak menyukai saya, Qiara. Kamu marah karena saya sudah merampas kasih sayang Ayah dan

Ibu darimu. Tetapi kamu tidak bisa menyalahkan saya karena itu…” Bianca mulai mengaduh.

“Diam, Bianca Kamu pikir Ibu dan Ayah tidak tahu apa yang kamu lakukan? Kamu pikir saya tidak tahu kamu orang

seperti apa?” sindir Qiara. Uhuk… uhuk… Bianca tersedak air matanya, dan wajahnya berubah pucar. “Qiara…”

“Hentikan! Hentikan aktingmu!” Qiara kehilangan akal schatnya. Begitu selesai meneriaki adiknya, Biantara

melangkah maju dan menampar pipi Qiara. “Pergi kamu dari sini. Ayah tidak pernah punya anak perempuan

sejahat dirimu. Bahkan kamu tidak peduli dengan hidup adikmu sendiri! Lebih baik Ayah membesarkan anjing

daripada perempuan jahat seperti kamu!”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Saking terguncangnya Qiara tidak tahu harus berbuat apa. Ayahnya tidak pernah menamparnya

sejak kecil, dan sekarang dia menatapnya dengan tatapan kebencian di matanya. Air mata mengalir deras di

pipinya. “Jangan tampar Qiara, Ayah…” Bianca merangkak sambil memegang tangan ayahnya. “Seharusnya Ayah

juga menampar saya!”

Qiara merasa ingin memuntahkan sarapannya ketika melihat tatapan angkuh di wajah Bianca. Biantara memergoki

Qiara sedang menatap Bianca dengan tatapan benci, dan dia pun segera maju untuk melindungi putri bungsunya.

“Ayah tidak akan pernah memaafkanmu jika karnu menyakiti adikmu, Qiara.“

Ucapan itu terasa seperti tikaman pisau di dada Qiara. Dia tidak melakukan apa–apa, tetapi bisa- bisanya orang

tuanya menatapnya sebagai perempuan jahat yang ingin mengusir Bianca. “Baik. Saya akan pergi. Saya akan pergi

sekarang dan menghilang ke tempat di mana kalian tidak akan pernah menemukan saya lagi.” dengan lunglai

Qiara berlari ke pintu depan.

“Qiara…” Mega tersentak. Bagaimana bisa kita akhirnya justru mengusir Qiara dari rumah? “Biarkan saja. Usianya

sudah 24 tahun; dia tidak akan tersesat,” ujar Biantara marah. Yang ingin dia lakukan. hanyalah memberi pelajaran

kepada putri tertuanya itu. Dia tahu putrinya akan pulang setelah menenangkan diri.